Belakangan ini,
media sedang fokus menyoroti wabah gizi buruk dan campak yang menyebabkan kematian
anak di Kabupaten Asmat, Papua. Ribuan anak dinyatakan terserang penyakit ini dan butuh menanganan serius dari pihak medis.
Sayangnya, penyebaran
penyakit ini terus meningkat dan menyebabkan kurang lebih 61 anak meninggal
dunia. Kondisi ini pun akhirnya ditetapkan kementerian kesehatan sebagai bencana rawan-pangan atau bencana kelaparan yang sangat memprihatinkan.
Walaupun pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kesehatan sudah bergerak menangani darurat kesehatan di Kabupaten Asmat secepat mungkin. Namun kondisi lokasi yang sulit dijangkau membuat tim medis dan bala bantuan tiba dalam waktu yang lama.
Baca Juga : RS Tak Bisa Tampung, 43 Anak Gizi Buruk di Asmat Dipindahkan ke Gereja
Salah satu
kendala yang cukup besar adalah akses transportasi yang sulit ke Kabupaten Asmat,
Papua. Hal ini diakui oleh Menteri Sosial, Idrus Manham. “Jalur penghubung
antara distrik satu ke distrik lainnya itu sangat jauh. Satu-satunya transportasi yaitu melalui sungai,” ucapnya.
Kepala Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Steven Langi juga mengakuin kendala ini. Dia menyebut salah satu lokasi yang paling sulit dijangkau adalah Pulau Tiga, yang merupakan tempat pertama wabah campak dan gizi buruk menyebar.
Seperti disampaikan
oleh seorang Uskup Katolik Agats-Asmat, Uskup Aloysius Murwito, kematian anak-anak
yang terjangkit penyakit ini terjadi sejak bulan Desember 2017 lalu. Ada
sebanyak 13 anak penderita gizi buruk meninggal di Kampung As dan Kampung Atat,
distrik Pulau Tiga bulan lalu. Mereka meninggal karena tak sempat dilarikan ke
rumah sakit yang harus ditempuh dengan menyeberangi sungai dengan jangka waktu yang cukup lama.
Presiden Jokowi segera bentuk tim penanggulangan
Pada Selasa
(23/1) kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan rapat penanggulangan wabah
campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua di Istana Bogor. Di sana, Jokowi memerintahkan tim penanggulangan untuk melakukan beberapa tindakan cepat.
“Kita kerjakan
tiga hal. Pertama mengobati campak itu sendiri, penanganan campak. Kedua,
bersama melakukan vaksin, memberikan imunisasi kepada anak-anak kita di sana
umurnya di bawah 14 tahun. Ketiga, adalah menyiapkan upaya kita rencanakan pasca
penanggulangan campak itu sendiri, rencana pendampingan dan pembinaan pasien-pasien
khususnya gizi buruk butuh waktu agak lama sedikit. Campak targetkan 1 bulan ini kita selesaikan,” ucap Wakil Bupati Nduga, Wentius Nimiangge.
Selain itu, Jokowi juga menginstruksikan untuk merelokasi masyarakat dari tempat tinggal yang terjangkit wabah penyakit ke lokasi bagi yang lebih steril. Tapi kendala jarak yang cukup jauh memaksa rencana relokasi diganti dengan perbaikan pemukiman di sekitar distrik kampung mereka saja.
Bantuan terus mengalir ke Kabupaten Asmat
Dari pihak Kementerian
Sosial sudah mengirimkan bantuan ke Kabupaten Asmat pekan lalu. Bantuan tersebut
terdiri dari beragam kebutuhan seperti selimut, matras, perlengkapan makan dan baju serta makanan tambahan lainnya.
Sementara, Kementerian
Kesehatan sudah mengirimkan tim dokter ahli dan paramedis sebanyak 49 orang ke Asmat.
Bantuan dari berbagai elemen masyarakat juga terus mengalir. Mereka mengirimkan
bantuan beras, biskuit dan sebagainya.
Mari dukung
dalam dana dan doa supaya anak-anak penderita penyakit gizi buruk dan campak di
Kabupaten Asmat tertolong. Mari memiliki hati untuk saling menolong dan memberkati
saudara-saudara kita di sana.